Monday, February 10, 2014

Dieng, tempat bersemayamnya para dewa


Pukul tiga pagi di area parkir desa sembungan  sudah ramai pengunjung. Ini adalah desa tertinggi di pulau jawa. Belasan orang menderap  jalan setapak mendakidemi menyaksikan sang surya muncul di ujung horison.

Nyala lampu senter sepanjang perjalanan menuju puncak bukit bak kunang-kunang yang menyinari lebatnya hutan. Sesekali saya berhenti karena napas terasa sesak, jemari pun terasa beku menahan dingin udara dini hari. Akhirnya setelah satu jam perjalanan menanjak, saya tiba di ujung bukit. Letih dan dingin yang menusuk tulang seakan tak terasa, terbayar dengan pemandangan yang membuat lidah berdecak.


Bukit sikunir merupakan satu dari banyak tempat yang menawarkan pemandangan menakjubkan di dataran tinggi dieng. tempat yang diyakini sebagai persemayaman para dewa. Terletak di kabupaten wonosobo, Jawa Tengah. Kawasan yang jauh dari hiruk pikuk kota-kota pesisir Jawa.

Desa penghasil kentang ini berada di ketinggian 2000 meter dari permukaan laut. Di sini, temperatur bisa menyentuh nol derajat celcius dan menyisakan embun beku di dedaunan.

Terpaan cahaya matahari di kala fajar menyingsing menjadi pemecah kebekuan. Dari puncak sikunir kita bisa saksikan bentang alam yang memikat. Gunung Sindoro dan Sumbing, dua paku bumi yang tepat berada di tengah pulau jawa jadi penyejuk mata.

Kalau para dewa memilih bersemayam di dieng, maka pantas bila orang menyebut dataran tinggi ini adalah negeri di atas awan.

Lambat laun matahari mulai meninggi, menerangi bukit yang penuh dengan manusia. Eksotika sunrise berganti wajah telaga cebong yang tak kalah memikat. Deretan perkampungan, seakan melambaikan keramahan khas pulau Jawa.

Telaga Warna nan mempesona

Di kawasan yang sama, tak jauh dari sikunir kita juga bisa menyambangi telaga warna.Telaga warna merupakan  telaga terbesar di kawasan dataran tinggi dieng, disebelahnya juga terdapat telaga pengilon yang tak kalah menarik.

Letak telaga warna tak jauh dari desa sembungan, bisa di akses dengan kendaraan pribadi atau angkutan umum. hanya satu jam dari kota Wonosobo. Bagi sebagian masyarakat jawa, telaga warna memiliki kandungan filosofi penuntun moral.

Warna air di telaga warna melambangkan lima unsur manusia atau disebut juga sedulur papat kalima pancer ”. Artinya, kita manusia yang terlahir dari kandungan seorang ' ibu ' yang kelak akan menjalani kehidupan yang intinya kita harus ingat kepada 'sang pencipta', serta menghormati ibu dan hidup bermasyarakat menurut ajaran agama. Kombinasi alam dan nilai budaya menjadi kekuatan wisata dieng. Alam dan budaya tentu tak bisa dipisahkan dari masyarakat.

Keramahan dan kehangatan penduduk di daerah sejuk ini meninggalkan kesan tersendiri bagi pengunjung. Di sini, pintu rumah penduduk selalu terbuka bagi siapapun yang datang.


Kawasan Candi Arjuna Cikal Bakal Peradaban Jawa  

Bagi para wisatawan yang datang mengunjungi dataran tinggi dieng, kawasan candi arjuna jadi pilihan selain panorama alam yang disuguhkan. Di sini pengunjung bisa belajar tentang sejarah peradaban jawa kuno yang pernah berjaya di bumi nusantara.

Saat ditemukan oleh arkeolog berkebangsaan belanda ditahun 1814, kondisi candi hindu ini sangat memprihatinkan, karena tergenang oleh air dan nampak seperti danau. Hal ini dikatakan Mohson, staff dinas pariwisata yang mendampingi saya. "Baru tahun 1856 itu ahli arkeologi dari belanda mengadakan pengeringan danau yang ada di sini. Beliau membuat terowongan air yang disebut gasiran aswatama untuk mengeringkan danau yang ada di sini hingga sampai sekarang candi-candi di sini kita bisa melihatnya.” jelas mohson.

Kawasan candi arjuna merupakan peninggalan kerajaan hindu yang mahsyur di abad ketujuh. Dibawah kekuasaan Rakhe kayu wangi yang bergelar Sri maharaja rakhe kayu wangi dyahlokapala.


Di kompleks Candi Arjuna terdapat beberapa candi, diantaranya candi arjuna, candi srikandi, candi puntadewa, candi sembadra dan candi semar. Di depan candi arjuna terdapat candi semar yang fungsinya berbeda dengan candi lainnya. Candi semar merupakan candi perwara yang mendampingi candi arjuna.

Di Kawasan ini Saban tahun di gelar festival budaya dengan nama 'Dieng Culture Festival'. Dan yang menarik adalah upacara pemotongan rambut gimbal. 






No comments:

Post a Comment